TEMPO Interaktif, Di tengah gelombang antiMuslim menyeruak di Eropa, ipar bekas Perdana Menteri Inggris, Lauren Booth, memilih menjadi muslimah.
Saudara tiri Cherie Blair ini memutuskan pindah agama setelah dia melawat ke kota suci Qoam, Iran. Di kota tesebut dia mendapatkan pengalaman spiritual dan kesetaraan derajat.
Booth, kini, saban hari mengenakan jilbab bila keluar rumah, meninggalkan alkohol, dan pergi ke masjid bila memungkinkan. Perempuan 43 tahun itu bersimpati pada Islam enam pekan lalu saat berkunjung ke kota suci Qom, Iran.
"Saya duduk bersila di bawah dan merasa mendapatkan suntikan rokhani kebahagiaan dan kesejahteraan," ujarnya.
Selanjutnya, sekembalinya ke Inggris, bekas pembawa acara realtiy show televisi ini memutuskan pindah agama menjadi Mualaf, pertengahan September 2010,
"Saya senantiasa merasa umat Muslim itu saling mencintai, tempat yang damai, dan saya bangga menjadi anggota komunitas mereka," tambahnya.
Jurnalis dan penggiat hak asasi manusia, setelah memeluk Islam, meninggalkan kebiasaan menyantap babi, membaca Quran, dan mengenakan jilbab.
Keputusan Booth memeluk Islam ini menyusul guncangan biduk rumah tangganya. Kehidupannya bersama suami seorang aktor Craig Darby dihantam karam. Ia mengaku rumah tangganya berkali-kali jatuh sehingga dia memutuskan bercerai dan kembali ke Inggris setelah selama enam tahun hidup bersama suamniya di Prancis. Booth dikarunia sepasang anak, Alexandra dan Holly.
Booth merupakan penentang keras perang Irak. Belum lama ini dia mengiritik sikap Blair yang diangap bias terhadap Israel. Dia katakan, "Pandangan dunia Anda terhadap kaum Muslim adalah gila, bodoh, dan berbahaya."
Lauren Booth alias Sarah Booth lahir di Islington, London, pada 22 Juli 1967. Dia seorang penyiar televisi, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia. Sekarang bekerja untuk Press TV, saluran televisi berita berbahasa Inggris milik pemerintah Republik Islam Iran.
Sebagai seorang jurnalis, tulisannya dimuat di New Statesman, Mail on Sunday, Sunday Times, Daily Mail. Dia juga menulis kolom dan feature untuk Mail on Sunday, secara rutin mereview koran-koran dan televisi Ingris Sky News, BBC One, dan BBC News 24.
Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/eropa/2010/10/25/brk,20101025-286963,id.html
No comments:
Post a Comment