Monday, December 12, 2011

Ular Berkepala Dua

Sering dengar ungkapan "ular berkepala dua" ? Sebenarnya tidak hanya sekedar ungkapan, makhluk ini memang ada di alam sana dan kemunculannya mulai sering seperti kemunculan hewan-hewan yang terlahir berkepala dua lainnya.






Tidak seperti biasanya jika ular normal kemunculannya merupakan hal biasa bagi orang, tapi kemunculan si kepala dua ini bisa bikin orang stress, tapi sebenarnya sosoknya cukup memikat hati. Sesungguhnya ular berkepala dua merupakan hewan kembar siam, yang menempel satu sama lain melalui organ-organ atau bagian tubuh mereka. Ini artinya mereka nempel dengan saling berbagi organ, salah satu kepalanya merupakan parasit bagi lainnya.





Lahirnya kembar siam seperti ini terjadi saat pembelahan embrio pada proses pembentukan menjadi kembar identik, entah untuk suatu alasan tertentu sebelum kelahirannya pembelahan tersebut tidak selesai. Titik dimana embrio berhenti membelah bervariasi sehingga ular-ular ini bisa nyambung di mana saja di bagian tubuhnya. Studi pada ular-ular ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ular berkepala dua mengalami kesulitan dalam lingkungannya.



Meski ular berkepala dua ini harus saling berbagi bagian tubuh, kedua kepalanya tidak begitu saling "memahami" satu sama lain sehingga menganggap segala sesuatunya secara individual. Jadi seringkali mereka berada pada situasi dimana mereka harus bertarung saat menemukan makanan. Karena kepala mereka berbagi satu tubuh dimana juga berbagi organ yang sama, saat kepala yang satu makan, maka kepala yang lainnya akan juga merasa kenyang. Mungkin ini yang tidak dipahami kepala yang tidak makan saat merasa kenyang juga sementara dia tidak melakukan apa-apa.




Satu masalah lagi selain saat makan, yaitu saat menentukan kemana arah harus berjalan. Karena mereka memiliki masing-masing otak yang mungkin saja menerima informasi yang berbeda sehingga yang terjadi salah satu kepala akan selalu dominan menarik kepala yang lainnya pada arah yang lain.



Situasi bertambah rumit saat mereka menghadapi serangan musuh. Salah satu dari dua kepala itu mungkin menghendaki melawan musuh sementara satunya lagi menghendaki menghindari musuh secepatnya sehingga mereka sering kehilangan waktu pada saat-saat yang kritis. Hal ini turut membuat peluang hidup mereka di alam liar menjadi kecil.


Jika beruntung, ular berkepala dua bisa mencapai usia hingga dua puluh tahun atau lebih dengan kepala sebelah kanan biasanya menjadi lebih dominan dalam pengambilan keputusan, entah saat harus ke arah mana berjalan hingga mangsa apa yang akan dijadikan makanan.



Sumber : http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com

Hewan Transparan

Alam memang menakjubkan, terkadang aneh dan tidak terduga-duga mengejutkan kita. Beberapa makhluk hidup menggunakan teknik kamuflase sebagai mekanisme berburu dan bertahan, sedangkan yang lainnya memperlihatkan segala yang mereka miliki - seperti hewan-hewan transparan ini.



 
1. Katak Transparan


Pernah liat "katak kaca" di atas? Asalnya dari hutan tropis Venezuela. Organ-organ dalam dan telur katak gelas ini dapat dilihat dengan mudah.

2. Udang Karang Transparan
Dasar goa merupakan salah satu lokasi tergelap di planet bumi - bahkan sumber cahaya yang bagus pun tidak berarti apa-apa di sini. Dalam kondisi inilah makhluk-makhluk seperti ikan, laba-laba, serangga, dan udang karang mentransformasikan dirinya menjadi transparan. Dalam kondisi tertentu mereka tidak butuh mata atau pigmentasi.

3. Timun Laut Transaparan
Timun laut (sea cucumber), makhluk turunan jaman purba ini bergerak dengan lambat, tubuhnya lunak menghuni di air dalam, berevolusi dalam rangka bertahan hidup dan berkembang biak. Bagi beberapa timun laut, menjadi transparan akan membuat mereka tidak terlihat bagi predatornya.

4. Ikan Es (Icefish) Transparan
Ditemukan di perairan dingin dekat Antartika dan Amerika Selatan bagian selatan, ikan es buaya (Channichthyidae) ini memangsa udang-udang kecil, copepods, dan ikan-ikan lainnya. Darah mereka transparan disebabkan mereka tidak memiliki hemoglobin dan/atau hanya sel darah merah yang tidak berfungsi. Metabolisme bergantung hanya pada oksigen yang terlarut dalam darah, yang dipercaya diserap langsung melalui kulit dari air. Hal ini terjadi karena air dapat melarutkan paling banyak oksigen di suhu terdinginnya.

5. Amphipod Transparan
Dinamakan Phronima, hewan unik ini merupakan satu dari banyak spesies aneh yang belakangan ditemukan dalam sebuah ekspedisi di gunung bawah laut di Atlantik Utara. Dalam suatu strategi yang ironik untuk bertahan hidup, makhluk mirip udang ini memperlihatkan semua yang dimilikinya, luar dalam, dengan maksud menyembunyikan sosoknya.

6. Cumi Transparan
Ditemukan di lautan belahan bumi bagian selatan, udang kaca (Teuthowenia pellucida) memiliki organ
lampu di matanya dan bisa menggulung menjadi sebuah bola, mirip seekor landak laut.

7. Siponopora (Siphonophores)
Siphonophores masuk ke dalam Cnidaria, kelompok hewan yang termasuk di dalamnya koral (karang), hydroid, dan ubur-ubur. Marrus orthocanna, jenis sphonophores di kedalaman laut. Kombinasi sstem pencernaan dan peredaran darahnya berwarna merah; sedangkan lainnya transparan.

 Sumber : http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com

Lukisan Mirip Foto

Percaya atau tidak gambar-gambar berikut ini sebenarnya adalah lukisan dan bukan foto. Sang pembuatnya, para seniman lukis, memang punya aliran realis. Saking realistisnya hampir tidak bisa dibedakan dengan foto hasil jepretan kamera.







1. Mandi

Pelukis

2. Gadis Susu

Pelukis, source

3. Di Stasiun

Pelukis


4. Makan Siang


Pelukis

5. Potret Diri

Pelukis

6. Berenang

Pelukis

7. Graffity

Pelukis

8. Di Bawah Air

Pelukis

9. Splash

Pelukis


10. Potret Wanita

Pelukis




Seni Debu

Agak aneh memang kalo orang memikirkan menggunakan debu sebagai bahan untuk membuat benda seni. Paul Hazelton mengumpulkan debu dan membentuknya menjadi karya seni yang hebat.








Seniman asal Inggris ini mengatakan ketertarikannya pada debu berawal dari aktivitasnya yang senantiasa harus berada di lingkungan yang bersih, bebas dari debu. Suatu saat dia membersihkan debu pada permukaan sebuah topeng dan mulai menyadari bahwa dengan debu itu bisa dibuat sesuatu.

Paul bekerja dibantu dengan peralatan rumah tangga biasa, dan menemukan debu-debu buruannya pada furnitur, lukisan dinding, foto-foto, tetapi tidak pernah menggunakan vacuum cleaner. Dia mengumpulkan dan menyimpan dulu debu-debu "terbaik"-nya hingga dia mulai membentuk sesuatu darinya. Lalu dia membasahinya dengan sedikit air untuk membentuk sesuatu yang diinginkannya dan dengan hati-hati mengeringkannya kembali.

Prosesnya memang tidak mudah, tapi seniman berusia 43 tahun ini mencintai pekerjaanya.










Sumber : http://aneh-tapi-nyata.blogspot.com